Saluran pemasaran PT. Bank rakyat indonesia
OLEH
:
YULI
SUTRIONO : B.231.13.0163
SUBARI : B.231.13.0109
MOCHAMMAD
ZULCHAM : B.241.13.0004
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat ini,
strategi pemasaran menjadi faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan
untuk dapat bersaing dan bertahan.Menghadapi kenyataan tersebut saat ini
terdapat barang atau jasa yang sejenis dengan kualitas yang beragam dan selera
konsumen yang mudah berganti serta munculnya pesaing-pesaing baru,
mengakibatkan tingkat persaingan menjadi tajam. Perusahaan harus dapat
mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki bahkan memperluas pangsa tersebut
agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya.
Perkembangan ekonomi yang sangat
pesat memungkikan produsen untuk memproduksi barang atau jasa secara
besar-besaran, tetapi ini semua haruslah diimbangi oleh sitem yang lebih baik.
Saluran distribusi merupakan salah satu bagian dari percampuran dari pemasaran,
karena perusahaan tidak hanya menghasilkan barang atau jasa tetapi mencari
jalan keluar untuk menyalurkan hasil produksinya agar sampai ketangan konsumen
tepat pada waktunya.
Dalam melaksanakan saluran
distribusi umumnya perusahaan melihat beberapa unsur saluran distribusi yang
digunakan dalam meningkatkan penjualan agar sesuai target yang diharapkan.
Pada makalah ini kami membahas tentang Saluran
Pemasaran yang terdapat di PT. Bank Rakyat Indonesia.
PT. Bank
Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah yang
terbesar di Indonesi bergerak pada bisnis mikro kecil dan menengah untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Salah satu upaya yang dilaksanakan
dalam meningkatkan jasa bisnis mikronya PT.
Bank Rakyat Indonesia memiliki Visi dan Misi agar menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
Dari uraian di atas, kami tertarik
untuk melakukan studi kasus di PT. Bank
Rakyat Indonesia untuk mengetahui sejauh mana peranan dan pelaksanaan saluran
pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pelaksanaan
saluran pemasaran yang terdapat pada PT. Bank Rakyat Indonesia?
2. Bagaimana
cara mengetahui hambatan- hambatan saluran pemasaran yang terdapat pada PT.
BRI?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini
adalah untuk meperoleh pengetahuan yang lebih luas di bidang pemasaran,
khususnya pada saluaran pemasaran yang digunakan perusahaan dan untuk meperoleh
data-data yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Pemasaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan distribusi yang dilakukan
oleh PT. Bank Rakyat Indonesia.
Untuk mengetahui hambatan- hambatan saluran
pemasaran yang terdapat pada PT. BRI?
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.1 Pengertian Saluran
Pemasaran
Saluran pemasaran adalah
serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Menurut
Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu
produk atau jasa siap untuk digunakan atau di konsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen
atau pemakai industri.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari
produsen kepada konsumen.
2.2
Jenis-jenis saluran Pemasaran
Jenis saluran pemasaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Saluran
distribusi langsung, Saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling
sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen
tanpa menggunakan perantara. Disni produsen dapat menjual barangnya melalui pos
atau mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah
saluran nol tingkat (zero stage chanel).
b. Saluran
disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan
pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen,
kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan
saluran satu tingkat (one stage chanel).
c. Saluran
distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer, saluran
distribusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Disini produsen
hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak
menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar
dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran
distribusi semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (two stage
chanel).
d. Saluran
distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen
memilih agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang
besar yang kemudian menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi
seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (three
stage chanel), Philip Kotler (1996).
2.3 Fungsi Utama Saluran Pemasaran
Fungsi utama saluran pemasaran :
- Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku, dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran
- Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian
- Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan
- Melakukan pemesanan ke perusahaan manufaktur
- Memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada berbagai level saluran pemasaran
- Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut
- Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.
- Mengatur pelunasan tagihan pembeli melalui bank dan institusi keuangan lainnya
- Mengawasi transfer kepemilikan aktual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang yang lain.
2.4 Tingkat- Tingkat Saluran
Beberapa
saluran pemasaran barang konsumsi dengan panjang yang berbeda :
1.
Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung),
terdiri dari suatu perusahaan manufaktur yang menjual langsung ke pelanggan
akhir.
2.
Saluran satu tingkat, berisi satu perantara penjualan
seperti pengecer.
3.
Saluran dua tingkat, berisi tiga perantara, misalnya
dalam industri pengemasan daging, pedagang besar menjual ke pemborong yang akan
menjualnya ke beberapa pengecer kecil.
Saluaran di
Sektor Jasa
Konsep
saluran pemasaran tidak terbatas pada distribusi barang fisik. Produsen jasa
dan gagasan juga menghadapi masalah untuk membuat keluaran mereka tersedia dan
terjangkau oleh populasi sasaran. Miasalnya, sekolah mengembangkan “system
penyebaran pendidikan” dan rumah sakit “system penyampaian kesehatan” lembaga
ini harus mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Keputusan
Rancangan Saluran
Dalam
merancang saluran pemasaran, produsen harus memutuskan apa yang ideal, apa yang
mungkin dan apa yang tersedia. Memutuskan mana saluran yang terbaik mungkin
bukan masalah. Masalahnya adalah meyakinkan satu atau sedikit perantara yang
tersedia untuk menangani lini perusahaan manufaktur itu.
Menetapakan
Tujuan dan Batasan Saluran
Tujuan
saluran harus dinyatakan dalam bentuk tingkat hasil pelayanan yang ditargetkan.
Perencanaan saluran yang efektif perlu penentuan segmen pasar mana yang akan
dilayani dan saluran terbaik yang akan diguanakan untuk setiap kasus. Tujuan
saluran berbeda-beda sesuai karakteristik produk.
Mengidentifikasi
Alternatif Saluran Utama
Suatu
alternatif saluran digambarkan dengan tiga elemen :
1. Jenis
Perantara
Jenis-jenis perantara untuk
melaksanakan tugas salurannya :
o Wiraniaga
perusahaan
o Agen
produsen
o Distributor
industri
2. Jumlah
Perantara
Dalam
memutuskan jumlah perantara yang digunakan pada tiap tingkat saluran,
perusahaan memiliki tiga strategi yang tersedia :
o Distribusi
Ekskusif
Mencakup jumlah perantara yang sangat terbatas yang
menangani barang atau jasa perusahaan.
Biasanya strategi ini mencakup perjanjian eksklusif,
yang tidak membolehkan penjual menjual merk-merk saingan.
o Distribusi
Selektif
Mencakup penggunaan perantara lebih dari beberapa
tetapi juga kurang dari semua perantara yang menjual produk tertentu.
Strategi ini digunakan oleh perusahaan mapan dan
perusahaan baru yang berusaha mendapatkan distributor.
o Distribusi
Intensif
Produsen menempatkan barang dan jasa
sebanyak mungkin di toko.
Strategi ini biasanya digunakan untuk produk yang
mudah ditemui, seperti bensin, makanan ringan, permen, dll.
3. Persyaratan
Dan Tanggung Jawab Anggota Saluran
Elemen utama dalam “bauran hubungan
perdagangan” antara lain :
o Kebijakan
Harga
o Syarat
Penjualan
o Hak Teritorial Distributor
o Jasa dan Tanggung Jawab yang Harus
Dilaksanakan Oleh Tiap Pihak
.
Mengevaluasi Alternatif Saluran Pemasaran Utama
Tiap
alternatif harus dievaluasi menurut :
· Kriteria
Ekonomi
Tiap alternatif saluran akan menghasilkan tingkat
penjualan dan biaya yang berbeda.
· Kriteria
Pengendalian Evaluasi saluran pemasaran harus memperhitungkan masalah
pengendalian.
· Kriteria
Adaptasi
Untuk mengembangkan suatu saluran, para anggota
saluran itu harus membuat komitmen satu sama lain selama periode waktu
tertentu.
Keputusan
Manajemen Saluran
Setelah
suatu perusahaan memilih sebuah alternatif saluran, tiap perantara harus
diseleksi, dimotivasi dan dievaluasi.
Pengaturan saluran juga harus dimodifikasi dari waktu ke waktu.
Memilih
Anggota Saluaran
Kemampuan
produsen berbeda dalam hal menarik perantara yang memenuhi syarat dalam saluran
pemasaran yang dipilih. Beberapa produsen tidak menemui masalah dalam
mendapatkan perantara.
Memotivasi
Anggota Saluran Pemasaran
Perantara
harus terus dimotivasi untuk melakukan tugas terbaiknya. Syarat-syarat yang
membuat mereka bergabung dalam saluran memberikan sebagian motivasi, namun ini
harus ditambah dengan pelatihan, pengawasan dan dorongan. Mendorong anggota
saluran untuk mencapai kinerja puncak harus dimulai dengan memahami kebutuhan
dan keinginan mereka.
Para produsen memiliki beberapa
jenis kekuatan untuk memperoleh kerja sama :
o Kekuatan
memaksa (coercive power) digunakan
oleh produsen yang mengancam untuk menarik sumber daya atau menghentikan
hubungan jika perantara gagal bekerja sama.
o Kekuatan
penghargaan (reward power) terjadi
bila produsen menawarkan manfaat ekstra kepada perantara untuk melaksanakan
kegiatan atau fungsi tertentu.
o Kekuatan sah
(legitimate power) digunakan saat
produsen meminta suatu tindakan seperti yang tercantum dalam kontrak.
o Kekuatan
ahli (expert power) dapat diterapkan
jika produsen memiliki pengetahuan khusus yang dihargai oleh perantara.
o Kekuatan
referen (referent power) timbul bila
produsen sangat dihormati sehingga perantara merasa diidentifikasikan
dengannya.
Mengevaluasi
Anggota Saluran Pemasaran
Secara periodik, produsen harus mengevaluasi
kinerja perantara terhadap standar-standar seperti pencapaian kuota penjualan,
tingkat persediaan rata-rata, waktu pengiriman ke pelanggan, penanganan barang
yang rusak dan hilang serta kerjasama dalam program periklanan dan pelatihan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Singkat
dan Perkembangan Perusahaan
Bank Rakyat
Indonesia (BRI) adalah
salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank
Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria
Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode
setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal
1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948,
kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali
setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank
Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960
dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari
BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian
berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan
ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan.
Setelah
berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN)
diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan
Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan
Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang
intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank
Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing
menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali
tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1
Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
3.2 Saluran Pemasaran Yang Terdapat Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia
Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia menggunakan saluran pemasaran distribusi langsung, karena
perusahaan ini langsung mendistribusikan atau menjual produknya lansung ke
konsumen tanpa menggunakan perantara. Disni produsen dapat menjual barangnya bisa
mendatangi langsung rumah konsumen atau tempat-tempat usaha. Saluran ini bisa
juga diberi istilah saluran nol tingkat (zero stage chanel).
PT.
Bank Rakyat Indonesia memasarkan produk simpanan dan produk pinjaman. Produk
simpanan meliputi tabungan, deposito, giro. Produk pinjaman meliputi pinjaman
mikro, pinjaman ritel, pinjaman menengah program, pinjaman kredit usaha rakyat
(KUR).
3.3 Setrategi Pemasaran
Setrategi
yang diterapkan pada PT. BRI (Persero) Tbk, untuk pemasaran produk simpanan BRI
adalah sebagai berikut :
a. Place (tempat)
Penentuan
tempat suatu cabang bank yang merupakan salah satu kebijakan yang sangat
penting karena bank berlokasi yang strategis sangat memudahkan para nasabah
dalam bertransaksi di bank.
b. Product (Produk)
Produk
yang ditawarkan oleh PT. BRI (Persero), Tbk mepunyai keunggulan tersendiri,
karena produk yang ditawarkan sangat bisa disesuaikan dengan kebutuhahan
nasabah. Karena produk tabungan BRI ini memiliki banyak keuntungan dan
kemudahan yang dapat dinikmati setiap saat.
c. Price (Harga)
Bunga
pada setiap bamk berbeda-beda dengan ketentuan yang diberikan atau ketentuan
masing-masing bank.
d. Promotion (Promosi)
PT.
BRI melakukan promosi dengan design-design ruangan yang terdapat pemasangan
gambar dan penawaran-penawaran yang berada disetiap sudut yang mudah terlihat
dan menjadi informasi dana daya tertarik terhadap nasabah-nasabah tersebut,
pemasangan billboard di jalan-jalan
strategis, pembagian brosur, promosi melalui majalah atau koran, promosi
melalui media visual yaitu pengundian hadiah menjadi salah satu bentuk promosi
dari PT. BRI.
3.4 Hambatan-Hambatan Pemasaran Produk Tabungan
BRI
Di
dalam pemasaran sebuah produk banyak
faktor-faktor yang menjadi hambatan produk untuk dapat diterima oleh
masyarakat. Faktor-faktor yang di maksut adala :
a.
Lingkup bisnis
Di dunia perdangan transaksi bisnin
yang terjadi dibutuhkan ketepatan, kemudahan dan minimalisasi biaya yang
menjadi faktor para pemain bisnis untuk
mempertimbangkan hal tersebut. Kendala dalam hal ini adalah ketika para
pemain bisnis ini mempunayai lingkup bisnis atau relasi dengan menggunakan
akses dari bank yang bukan dari produk BRI mereka akan berfikir ulang untuk
menggunakan produk BRI tersebut untuk menggunakan produk BRI karena faktor
biaya dan kecepatan dalam transaksi.
b.
Karena kurangnya informasi produk
tabungan BRI
Dalam pengembangan penyesuaian
keinginan nasabah terhadap sebuah produk, BRI memiliki banyak sekali produk
untuk memenui keinginan nasabah tersebut. Hal ini memiliki pengaruh dalam
pengenalan produk tabungan BRI yang pada pemasarannya nasabah hannya memperoleh informasi yang minin,
sehingga konsumen belum paham dengan produk-produk tabungan BRI.
c.
Ketetapan sistem biaya administrasi
Setiap bank mempunyai sistem
mengenai biaya administrasi yang akan dibebankan kepada nasabah, hal ini justru
menjadi salah satu faktor penghambatan untk nasabah tertarik pada produk
tabungan BRI. Karena setiap calon nasabah akan memperhitungkan biaya yang akan
mereka tanggung, sebagai contoh tabungan yang mengendap ada pada tabungan BRI
dalam penarikan total dirasa masih besar,dan belum sesuai dengan fasilitas yang
didapatkan seperti maksimal transaksi, penarikan di mesin ATM yang dibatasi
perharinnya, saldo minimum yang harus mengendap ditabungan tersebut dan
walaupun banyak sekali produk lain dari BRI nasabah masih kurang untuk menerima
informasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar